black blue and yellow textile

Setiap Manusia Adalah Sederajat

Selanjutnya kita mencoba memahami hubungan manusia dengan Tuhan itu seperti apa. Pada dasarnya umat muslim sudah mengetahui bahwa semua yang ada di dunia ini adalah ciptaan Allah Yang Maha Kuasa dimulai dari langit, bumi dan seisinya. Begitupun Bila kita membaca terjemahan AI-Quran akan mendapatkan banyak ayat yang menyatakan bahwa apa-apa yang ada di langit dan bumi itu adalah milik Allah SWT.

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa manusia itu statusnya adalah sebagai sang peminjam sedangkan Allah itu adalah sang pemilik. Manfaat dari memiliki konsep hubungan manusia dengan Tuhan seperti diatas adalah kita tidak akan memiliki rasa minder karena menyadari bahwa semua manusia statusnya adalah sama, yaitu tidak memiliki apapun.

Rasa minder itu bisa hilang karena ketika kita melihat ada seseorang yang memiliki banyak harta, banyak kelebihan daripada kita, maka yang ada dalam pikiran kita bukan merasa malu atau minder melainkan hanya merasa bahwa orang itu diberi titipan oleh Allah lebih besar daripada titipan yang diberikan Allah kepada kita. Tidak ada pikiran atau perasaan bahwa orang tersebut derajatnya lebih tinggi/lebih mulia dari kita karena pada dasarnya status mereka dan kita adalah sama, yaitu tidak memiliki apa-apa. Semua yang mereka miliki tidak lain hanyalah pinjaman yang diberikan Allah kepada manusia yang sifatnya sementara (selama di dunia). Oleh karena itu tidak ada alasan kita untuk merasa malu atau minder.

Demikian pula kita tidak punya alasan untuk menjadi sombong karena kita statusnya sama. Bila kita melihat orang yang secara harta, fisik, jabatan/pekerjaan, kecerdasan dibawah kita, tetap tidak ada alas an bagi kita untuk merasa sombong.

Terkadang kita sering merasa lupa bahwa sebenarnya kita adalah sang peminjam dan Allah adalah sang pencipta. Lalu apa efek negatif yang akan kita dapatkan ketika kita merasa memiliki? Kita akan merasa minder karena sering membandingkan apa yang telah kita miliki dengan apa yang telah dimiliki orang lain. Melihat bahwa orang lain bisa memiliki banyak hal (harta, barang, pekerjaan, dil) sementara kita tidak bisa memiliki banyak hal tersebut. Jika kondisi yang terjadi adalah sebaliknya maka kita akan merasa sombong.

Sekali lagi, jika kita melupakan hubungan manusia dengan Tuhan maka yang terjadi kita bisa memiliki banyak pertanyaan "kenapa orang lain bisa memiliki hal tersebut tetapi saya tidak bisa". Sedangkan kalau kita sadar bahwa sebetulnya manusia itu sama-sama tidak memiliki apapun, maka mindset ini yang akan menghilangkan rasa minder dan rasa sombong sekaligus.

Dengan demikian bisa kita simpulkan bahwa penyebab timbulnya rasa minder, sombong, dan bahkan kadang menjurus ke rasa iri/dengki, karena kita belum mengakui 100% bahwa hubungan Tuhan dan manusia itu adalah Tuhan sang pemilik (termasuk tubuh kita) dan kita sebagai sang peminjam. Kita baru sampai dilevel Tuhan itu yang menciptakan, Tuhan itu yang berkuasa, Tuhan itu yang mengatur. Ketika kita melihat Tuhan adalah yang mengatur semuanya tetapi tidak disertai kesadaran bahwa semua manusia adalah setara/sederajat (karena manusia semuanya tidak memiliki apa-apa) bisa menimbulkan rasa ketidak adilan, kenapa sekelompok manusia hanya diberi sedikit harta, uang, barang-barang sementara yang lainnya diatur untuk memiliki banyak harta. Hal inilah yang menyebabkan keraguan dan ketidak stabilan kita untuk mencapai rasa Ikhlas.

Untuk mencapai pikiran bahwa Tuhan itu adil maka kita harus berpikir bahwa Allah itu yang memiliki segalanya, dan Allah itu Maha Mengatur, maka kita akan memiliki sifat rela, karena apapun yang ada di dunia ini milik Allah dan sudah diatur sesuai porsinya masing-masing. Kita tidak perlu merasa minder kepada orang lain karena tidak memiliki harta atau kekuasaan yang lebih. Kita harus menganggap bahwa sebetulnya derajat orang yang memiliki banyak harta sama dengan kita statusnya, yaitu peminjam yang tidak memiliki apa apa.

Dalam teori ini yang perlu kita sadari adalah manusia hanyalah sang peminjam sedangkan Tuhan adalah sang pemilik. Output yang diharapkan ketika kita sudah menerapkan teori ini adalah: tidak memiliki rasa minder, Tidak tidak punya rasa sombong, sehingga memiliki mental percaya diri yang cukup.